Back end development adalah aspek krusial dalam pembuatan aplikasi web dan perangkat lunak. Jika front end adalah bagian yang dilihat dan digunakan oleh pengguna, maka back end adalah mesin yang menggerakkan semua logika, proses, dan penyimpanan data di balik layar. Mari kita jelajahi lebih dalam mengenai back end development, fungsinya, dan komponen utamanya.
Apa Itu Back End Development?
Back end development mencakup segala proses yang terjadi di belakang layar aplikasi web. Ini meliputi server, database, dan aplikasi itu sendiri. Pengembang back end bertugas untuk memastikan semua elemen ini bekerja harmonis, menyediakan data dan fungsi yang diperlukan oleh front end untuk beroperasi dengan baik.
Fungsi Backend Development
- Pengelolaan Server: Server adalah tempat aplikasi web dijalankan. Pengembang back end harus memastikan server beroperasi dengan efisien, mampu menangani permintaan pengguna, dan memiliki uptime yang tinggi. Mereka juga bertanggung jawab atas konfigurasi server dan pemeliharaan rutin.
- Manajemen Database: Data yang digunakan oleh aplikasi web disimpan dalam database. Pengembang back end membuat dan mengelola skema database, menulis kueri untuk penyimpanan dan pengambilan data, serta memastikan integritas dan keamanan data.
- Integrasi API: API (Application Programming Interface) memungkinkan aplikasi web untuk berkomunikasi dengan aplikasi lain atau layanan pihak ketiga. Pengembang back end menulis dan mengelola API yang memungkinkan aplikasi untuk mengakses layanan seperti pembayaran online, autentikasi pengguna, dan banyak lagi.
- Keamanan: Salah satu tanggung jawab utama pengembang back end adalah memastikan keamanan aplikasi. Ini termasuk melindungi data pengguna, mencegah serangan seperti SQL injection dan cross-site scripting (XSS), serta mengimplementasikan autentikasi dan otorisasi yang kuat.
- Pengelolaan Logika Bisnis: Logika bisnis adalah aturan dan alur kerja yang mendasari bagaimana aplikasi berfungsi. Pengembang back end menulis kode yang mengatur bagaimana data diproses dan bagaimana aplikasi merespons berbagai tindakan pengguna.
Apa yang dipelajari ?
1. Bahasa Pemrograman: Beberapa bahasa pemrograman yang umum digunakan dalam back end development termasuk:
- JavaScript (Node.js): Populer karena kemampuannya untuk digunakan di sisi server dan klien.
- Python: Dikenal dengan sintaks yang mudah dipahami dan digunakan secara luas di aplikasi web dan ilmiah.
- Ruby: Digunakan dengan framework Ruby on Rails, terkenal karena kemudahan penggunaannya.
- PHP: Banyak digunakan dalam pengembangan web dan sangat populer di kalangan aplikasi web kecil hingga menengah.
2. Framework dan Libraries: Framework membantu mempercepat pengembangan dengan menyediakan struktur dasar dan tools yang diperlukan. Beberapa framework back end populer termasuk:
- Express.js (Node.js)
- Django (Python)
- Laravel (PHP)
- Spring (Java)
- Ruby on Rails (Ruby)
2. Database: Database menyimpan semua data yang digunakan oleh aplikasi. Terdapat dua jenis utama database:
- Relasional (SQL): Seperti MySQL, PostgreSQL, dan SQLite. Menggunakan tabel dan skema terstruktur.
- Non-relasional (NoSQL): Seperti MongoDB, Cassandra, dan Redis. Lebih fleksibel dalam penyimpanan data yang tidak terstruktur.
2. Server dan Hosting: Server adalah tempat aplikasi dijalankan. Pengembang back end sering berurusan dengan server fisik atau layanan cloud seperti:
- AWS (Amazon Web Services)
- Google Cloud Platform (GCP)
- Microsoft Azure
- Heroku